Screen Time pada Anak, Perlukah?
oleh: Sahniz Fiera Fadhillah, S.Tr.Sos - RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
Di era saat ini, teknologi dirasa berkembang dengan amat pesat. Penggunaan perangkat elektronik tidak lagi dipandang sebagai suatu hal yang mewah melainkan sudah menjadi gaya hidup bagi setiap orang. Hal ini terjadi sejalan dengan kebutuhan manusia yang senantiasa bertambah sehingga teknologi harus terus berkembang untuk memberikan kemudahan bagi setiap orang dalam memenuhi kebutuhannya, salah satunya kebutuhan hiburan dan rekreasi. Psenggunaan televisi, komputer, laptop, ponsel pintar dan jenis gawai lainnya yang didukung dengan adanya internet tentunya menjadi sarana hiburan yang sangat mudah diakses dan mampu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam waktu singkat.
Saat ini, baik orang dewasa maupun anak-anak rasanya sudah tidak asing dalam menggunakan perangkat elektronik maupun gawai untuk mencari hiburan, memperoleh informasi ataupun untuk berkomunikasi dengan orang lain, bahkan sejak masih kecil. Mengenalkan anak pada gawai tentunya tidak dapat dihindarkan di era teknologi yang pesat seperti saat ini, apalagi dengan karakteristik anak-anak yang penuh dengan rasa keingintahuan. Namun, penggunaan gawai atau yang dikenal dengan istilah screen time yang berlebihan pada usia yang terlalu dini tentunya tidak baik bahkan dikhawatirkan dapat memunculkan pengaruh buruk bagi anak-anak. Oleh karena itu, orang tua perlu mengetahui pedoman dalam memberikan screen time bagi anak-anak mereka.
Apa itu screen time?
Dilansir dari theAsianParent, Screen time adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan waktu yang digunakan untuk menatap layar elektronik, baik itu televisi, komputer, ponsel pintar, tablet digital hingga permainan video. Sedangkan Kementerian Kesehatan mendefinisikan screen time sebagai waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi, menggunakan komputer, bermain video game, dan gawai.
Apa dampak buruk dari screen time yang berlebihan?
Dilansir dari theAsianParent, beberapa dampak buruk screen time berlebihan pada anak yang perlu diwaspadai yaitu :
· Anak lebih mudah stres
· Tidak baik bagi kesehatan mata
Menurut P2PTM Kemenkes RI, beberapa akibat yang dapat terjadi pada mata anak jika sering menggunakan gawai diantaranya menimbulkan rabun jauh
atau mata minus, ukuran kacamata bertambah bagi penderita mata minus, mengalami kelelahan mata (mata anak berair, tampak lebih merah, sering dikucek,
berkedip, atau anak mengeluh pusing)
· Meningkatnya resiko obesitas
· Berbahaya bagi otak dan tumbuh kembang anak
· Membuat anak menjadi malas berpikir
· Mengalami masalah kesehatan tertentu
· Kemampuan bersosialisasi berkurang dan hilangnya empati
· Adanya gangguan tumbuh kembang
Tips membatasi screen time untuk anak
Agar dampak buruk screen time tidak terjadi pada buah hati kita, orang tua perlu memahami kapan usia yang tepat untuk mulai memberikan akses gawai ataupun mengizinkan si kecil mulai bermain video game. Menurut World Health Organization (WHO) dalam pedoman screen time bagi anak, anak dibawah 1 tahun dan usia 1-2 tahun tidak direkomendasikan untuk diberikan screen time. Sedangkan untuk anak-anak usia 3-4 tahun diperbolehkan memiliki screen time namun tidak lebih dari satu jam per hari, tentunya dengan pengawasan orang tua atau pengasuh anak. Dilansir dari theAsianparent, beberapa tips yang dapat dilakukan untuk membatasi screen time pada anak diantaranya :
· Dianjurkan untuk tidak memberikan akses gawai kepada anak dibawah usia 2 tahun
· Terapkan aturan durasi main gawai kepada anak sesuai usianya. Di masa pandemi saat ini, ajarkan anak untuk membagi waktu menggunakan gawai untuk belajar dan sebagai sarana hiburan
· Buat waktu khusus untuk quality time bersama keluarga tanpa gawai dan lakukan aktivitas yang menyenangkan sebagai pengganti screen time. Hal ini juga dapat menambah kelekatan diantara orang tua dan anak.
· Orang tua juga perlu mengurangi screen time. Masa anak-anak penuh dengan rasa keingintahuan dan dikatakan bahwa anak-anak adalah peniru terbaik, jadi berikan contoh yang baik secara langsung agar anak-anak dapat meniru perilaku atau kebiasaan yang baik tersebut.
WHO menganjurkan bahwa anak-anak dibawah 5 tahun harus menghabiskan lebih sedikit waktu untuk duduk menonton televisi, bermain gawai ataupun bermain video game serta dianjurkan untuk tidak hanya duduk di kereta bayi atau ditempatkan di kursi bayi sepanjang hari. Anak-anak dibawah usia 5 tahun harus mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik dan mempunyai lebih banyak waktu untuk aktif bermain agar mereka dapat tumbuh sehat. Selain itu, menghabiskan waktu dengan aktivitas non-screen seperti bermain di luar rumah, membaca buku, bercerita, menyanyi dan bermain puzzle dinilai sangat penting bagi pertumbuhan anak. WHO meyakini bahwa melakukan hal-hal yang disebutkan diatas pada 5 tahun pertama kehidupan sangat berperan dalam motorik anak, perkembangan kognitif dan kesehatan yang baik.
Referensi :
P2PTM Kementerian Kesehatan RI
Nurnafisa, Shafa. The Asian Parent. Parents Perlu Hati-Hati ! Ini 9 Dampak Jika Screen Time Berlebihan. Diakses pada tanggal 14 April 2022 melalui https://id.theasianparent.com/dampak-screen-time-berlebihan.
Andini, Rian. The Asian Parent. Pedoman Screen Time untuk Balita Menurut WHO, Jangan Sampai Salah !. Diakses pada tanggal 14 April 2022 melalui https://id.theasianparent.com/pedoman-screen-time-pada-anak.
World Health Organization (WHO). To grow up healthy, children need to sit less and play more : New WHO guidelines on physical activity, sedentary behaviour and sleep for children under 5 years of age. 2019. Geneva. Diakses pada tanggal 14 April 2022 melalui https://www.who.int/news/item/24-04-2019-to-grow-up-healthy-children-need-to-sit-less-and-play-more
Sumber: Kemenkes. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan.