Mikronutrien Untuk Kekebalan Tubuh Manusia
Di masa musim pancaroba seperti saat ini, tentu menjaga dan memelihara kesehatan tubuh sudah seharusnya lebih diperhatikan. Keadaan tubuh yang sehat didukung pula dengan kondisi imunitas atau sistem kekebalan tubuh yang lebih baik sehingga secara alami tubuh akan lebih baik juga dalam menangkal penyakit, baik dari bakteri maupun virus. Keadaan sistem kekebalan yang kurang baik atau tidak terjaga akan menyebabkan seseorang mudah terkena sakit.
Salah satu faktor yang mempunyai peranan penting dalam menunjang baiknya sistem kekebalan tubuh adalah mikronutrisi atau zat gizi mikro. Mikronutrisi merupakan zat gizi yang dibutuhkan tubuh agar dapat berfungsi normal dalam jumlah yang kecil. Yang termasuk dalam mikronutrisi ini adalah vitamin dan mineral. Beberapa vitamin dan mineral yang dikenal manfaatnya untuk meningkatkan dan menjaga sistem kekebalan tubuh adalah vitamin C, D, E, dan zinc.
Vitamin C, atau nama lain adalah asam askorbat. Merupakan vitamin larut air yang mudah rusak oleh panas. Selain dikenal baik untuk kekebalan tubuh, sejak lama vitamin C juga dikenal sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas. Manfaat lainnya dari vitamin C adalah untuk menjaga kesehatan pembuluh darah dan tulang, membantu penyembuhan luka, serta meningkatkan produksi kolagen yang berfungsi untuk pemeliharaan jaringan tubuh. Penelitian yang dilakukan oleh Hemilia dan Chalker menemukan bahwa vitamin C dapat mencegah tingkat keparahan saluran pernafasan atas dan dapat mengurangi durasi infeksi.
Jumlah vitamin C yang dibutuhkan oleh tubuh pada dewasa berkisar 75-90 mg. Sumber vitamin C terbaik adalah buah-buahan sitrus, tomat, stroberi, dan jambu biji. Beberapa sayuran yang juga mengandung vitamin C antara lain brokoli, paprika, dan bayam. Kelebihan vitamin C dalam batas tertentu tidak menimbulkan gejala karena akan dibuang melalui utin. Akan tetapi, konsumsi suplemen vitamin C secara berlebihan terus menerus dapat meningkatkan risiko terkena batu ginjal.
Vitamin D, merupakan vitamin yang larut lemak. Berbeda dengan vitamin-vitamin lain, vitamin D pada dasarnya dapat disintesis dalam tubuh dengan adanya bantuan sinar ultraviolet. Dengan adanya sinar ultraviolet, vitamin D yang ada dalam hati akan diubah menjadi bentuk aktif. Ada banyak jenis vitamin D yang ada di alam, tetapi yang paling penting adalah vitamin D2 (ergokalsiferol) dan vitamin D3 (kolekalsiferol). Vitamin D mempunyai potensi di dalam sistem kekebalan tubuh serta memiliki peran penting sebagai anti virus. Metabolit vitamin D muncul untuk mengatur produksi spesifik protein antimikroba yang secara langsung dapat membunuh patogen, dengan demikian cenderung dapat membantu mengurangi infeksi termasuk di paru-paru.
Kecukupan vitamin D yang dianjurkan 15mcg per hari untuk orang dewasa. Selain didapatkan dari berjemur di bawah sinar matahari, vitamin D juga dapat diperoleh dari minyak hati ikan, kuning telur, daging merah, hati, serta ikan yang berlemak seperti salmon, tuna dan tenggiri.
Vitamin E, merupakan vitamin yang larut lemak. Karena sifatnya yang larut lemak, vitamin E dalam tubuh sebagian besar disimpan dalam jaringan lemak dan selainnya disimpan dalam hati. Fungsi utama vitamin E adalah sebagai antioksidan untuk melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Selain itu, Vitamin E sudah terbukti dapat meningkatkan respons sistem kekebalan pada hewan dan manusia serta meningkatkan perlindungan terhadap berbagai macam penyakit menular. Vitamin E juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan kulit, dan melindungi vitamin A dari molekul tertentu yang bisa merusaknya.
Asupan vitamin E yang dibutuhkan oleh tubuh setiap harinya adalah sebanyak 15mcg pada dewasa. Penyakit akibat kekerangan vitamin E jarang terjadi karena vitamin E banyak terkandung di dalam makanan. Sumber vitamin E antara lain kacang-kacangan, biji-bijian, minyak zaitun, alpukat, dan bayam.
Zinc, atau seng merupakan salah satu mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Zinc berperan dalam sistem kekebalan tubuh sebagai penyusun enzim Superokside Dismutase (SOD). Zinc memiliki peranan penting dalam sistem kekebalan tubuh dan mempengaruhi sel kekebalan bawaan dan adaptif. Defisiensi seng dapat menyebabkan berkurangnya respons imun dan meningkatnya kerentanan terhadap infeksi. Selain berperan dalam sistem kekebalan tubuh, zinc juga dibutuhkan untuk mengurangi peradangan, mempercepat penyembuhan luka, mengobati infertilitas, dan dibutuhkan untuk perkembangan anak.
Kebutuhan zinc untuk dewasa adalah sekitar 8-11mg per hari. Konsumsi zinc secara berlebihan dapat menimbulkan beberapa efek samping yang kurang baik untuk tubuh. Konsumsi lebih dari 50mg per hari dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping seperti pusing, mual, serta sakit kepala. Kebutuhan zinc untuk tubuh dapat dipenuhi dengan mengonsumsi makanan laut seperti tiram, kerang, kepiting, dapat juga dengan mengonsumsi daging sapi atau unggas dan kacang-kacangan.
Sumber
Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja, Kemenkes RI, Mikronutriens Untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh, 2020