Mengenal Pneumonia

25 Apr 2024
infokes

Pneumonia, atau paru-paru basah, adalah suatu kondisi di mana paru-paru mengalami peradangan dan terisi cairan, sehingga mengganggu proses pernapasan.

Pengertian

Pneumonia, yang sering disebut sebagai paru-paru basah, adalah kondisi peradangan yang terjadi pada jaringan paru-paru. Peradangan ini mengakibatkan alveolus (kantong udara) terisi oleh cairan, sehingga paru-paru tidak dapat berfungsi dengan baik.

Pada beberapa kasus, pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah dapat mengalami komplikasi berupa penyebaran bakteri dalam aliran darah. 

Kondisi ini berisiko menyebabkan kegagalan fungsi organ tubuh, yang biasanya ditandai dengan abses paru hingga terdapat nanah. 

Selain itu, peradangan yang tidak segera diobati dapat menyebabkan terbentuknya cairan peradangan, yang kemudian dapat mengumpul pada lapisan pelindung paru. Jika kondisi ini terjadi, prosedur pengeluaran cairan oleh dokter menjadi perlu.

Penyebab

Pneumonia disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, termasuk bakteri, jamur, protozoa, dan virus. Selain itu, beberapa faktor langsung juga dapat memicu pneumonia, seperti:

1. Kebiasaan Merokok

Merokok dapat merusak paru-paru dan menurunkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi, sehingga meningkatkan risiko pneumonia.

2. Penyakit Jantung Kronis 

Penyakit jantung dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko pneumonia.

3. Diabetes Melitus

Diabetes dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan risiko pneumonia.

4. Kelemahan Struktur Organ Pernapasan

Kelemahan struktur organ pernapasan dapat membuat paru-paru lebih rentan terhadap infeksi.

5. Penurunan Tingkat Kesadaran

Penurunan tingkat kesadaran dapat meningkatkan risiko aspirasi, yang dapat menyebabkan pneumonia.

Kuman yang menyebabkan pneumonia biasanya berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. 

Hal ini dipengaruhi oleh interaksi pasien yang kemudian menyebabkan infeksi, cara terjadinya infeksi, gangguan sistem kekebalan tubuh, adanya penyakit kronis, polusi lingkungan, dan penggunaan antibiotik yang tidak sesuai.

Gejala

Gejala pneumonia biasanya dimulai dengan beberapa tanda tertentu. Berikut ini adalah gejala-gejala yang biasanya muncul:

  • Demam disertai nyeri kepala dan tubuh menggigil.
  • Batuk tidak berdahak, atau berdahak dengan cairan mengandung nanah yang berwarna kekuningan.
  • Nyeri dada yang terasa ketika bernapas hingga napas yang pendek.
  • Mual, muntah, dan diare.
  • Rasa nyeri pada otot, sendi, serta mudah lelah.
  • Denyut nadi yang melemah hingga 100 kali per menit.

Jika anggota keluarga mengalami kesulitan bernapas atau terjadi peningkatan frekuensi napas, segeralah bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Dokter akan melakukan penanganan terhadap pneumonia dengan terapi kausal, terapi suportif umum, terapi inhalasi, dan fisioterapi dada.

Diagnosis

Untuk mendiagnosis pneumonia, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan terhadap organ paru, untuk mendengarkan apakah ada suara yang tidak normal saat pasien bernapas. Beberapa pemeriksaan tambahan yang mungkin dibutuhkan meliputi:

1. Rontgen Dada 

Pemeriksaan ini membantu dokter untuk mendeteksi pneumonia dan menentukan lokasi serta penyebab infeksi.

2. Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat adanya infeksi yang ditandai dengan peningkatan sel darah putih.

3. Pemeriksaan Denyut Nadi

Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat seberapa banyak kadar oksigen yang beredar dalam tubuh, dan bisa digunakan untuk menentukan separah apa pengaruh pneumonia terhadap pertukaran udara di sistem pernapasan.

4. Tes Dahak

Dahak akan dianalisis untuk melihat kuman yang menyebabkan infeksi pada paru.

Pengobatan

Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang biasanya digunakan untuk mengatasi pneumonia:

Terapi Kausal

Terapi ini melibatkan pemberian obat antibiotik atau obat antijamur. Obat-obatan ini bekerja dengan membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman penyebab infeksi. Pilihan obat akan disesuaikan dengan jenis kuman penyebab dan tingkat keparahan penyakit.

Terapi Suportif Umum

Terapi ini disesuaikan dengan keadaan pasien. Misalnya, jika pasien mengalami kesulitan bernapas, dokter mungkin akan memberikan terapi oksigen. 

Terapi suportif lainnya bisa meliputi pemberian cairan intravena untuk mencegah dehidrasi dan obat penurun demam atau pereda nyeri untuk mengurangi gejala yang tidak nyaman.

Terapi Inhalasi

Terapi ini melibatkan penyaluran obat langsung ke paru-paru melalui inhaler atau nebulizer. Terapi ini sangat bermanfaat pada kondisi pasien yang membutuhkan pengobatan segera. 

Terapi ini dapat menghindari efek samping yang berkelanjutan, mengencerkan dahak yang kental dan kekuningan, serta mengatasi infeksi.

Fisioterapi Dada

Terapi ini melibatkan serangkaian latihan pernapasan dan teknik batuk untuk membantu mempermudah proses pengeluaran dahak dari paru-paru. Fisioterapi dada dapat membantu mempercepat pemulihan dan mencegah komplikasi.

Rawat Inap

Pada kasus pneumonia yang berat atau jika pasien berisiko tinggi mengalami komplikasi, rawat inap di rumah sakit mungkin diperlukan. Di rumah sakit, pasien dapat dipantau secara ketat dan menerima perawatan intensif jika diperlukan.

Penting untuk diingat bahwa pengobatan pneumonia harus disesuaikan dengan kebutuhan individu dan harus di bawah pengawasan dokter. 

Selalu ikuti petunjuk pengobatan dari dokter Anda dan selesaikan seluruh rangkaian pengobatan, bahkan jika Anda merasa sudah lebih baik, untuk memastikan bahwa infeksi telah sepenuhnya diatasi.

Pencegahan

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pneumonia:

1. Vaksinasi

Vaksinasi adalah cara terbaik untuk mencegah pneumonia. Vaksin pneumokokus dan vaksin influenza dapat membantu mencegah beberapa jenis pneumonia.

2. Cuci Tangan

Mencuci tangan secara rutin dengan sabun dan air dapat membantu mencegah penyebaran kuman yang dapat menyebabkan pneumonia.

3. Hidup Sehat

Pola hidup sehat seperti berhenti merokok, olahraga teratur, dan diet seimbang dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mencegah pneumonia.

4. Hindari Kontak dengan Orang Sakit

Jika mungkin, hindari kontak dekat dengan orang yang sakit, terutama mereka yang memiliki infeksi saluran pernapasan.

Komplikasi

Pneumonia yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan sejumlah komplikasi serius, antara lain:

  • Abses Paru. Infeksi yang menyebar ke paru-paru dapat membentuk abses, yang merupakan kantong berisi nanah.
  • Empyema. Infeksi dapat menyebar ke ruang pleural, yang merupakan ruang antara paru-paru dan dinding dada, menyebabkan penumpukan nanah.
  • Sepsis. Kondisi ini terjadi ketika infeksi atau bakteri menyebar ke dalam aliran darah, yang dapat mempengaruhi organ tubuh lainnya dan berpotensi mengancam jiwa.

Sumber: AyoSehatKemenkes

Bagikan