Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat

Malnutrisi Energi Protein

1 Sep 2023
infokes

Malnutrisi protein energi (MEP) adalah kondisi gangguan gizi yang umumnya menimpa anak-anak, ditandai oleh kekurangan nutrisi penting seperti protein.

Pengertian

Malnutrisi protein energi (MEP) adalah kondisi gangguan gizi yang sering ditemui pada anak-anak, ditandai oleh defisiensi nutrisi. Kondisi ini khususnya menggambarkan anak-anak yang mengalami kekurangan energi dan protein. 

Nutrisi yang cukup adalah fundamental untuk fungsi organ tubuh dan pertumbuhan anak, sehingga kekurangan ini bisa mengakibatkan gangguan.

MEP bisa dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:

1. MEP tingkat sedang (sering dijuluki sebagai kurang gizi)

2. MEP tingkat parah (sering dikenal sebagai gizi buruk).

 

Kondisi gizi buruk sendiri dapat dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu marasmus, kwashiorkor, atau kombinasi marasmus-kwashiorkor.

Penyebab

Kurangnya asupan nutrisi adalah penyebab paling umum dari gizi buruk. Faktor lain bisa termasuk infeksi serius yang dialami oleh anak.

Pada gizi buruk jenis marasmus, gangguan yang terjadi adalah defisiensi karbohidrat. Sementara pada gizi buruk jenis kwashioskor, gangguan yang terjadi adalah kekurangan protein.

Gejala

Pada anak dengan Malnutrisi protein energi jenis marasmus, mereka tampak sangat kurus. Selain itu, rambut mereka akan tampak seperti rambut jagung, tulang-tulang di tubuh terlihat jelas, dan kulit tampak keriput.

Pada anak dengan Malnutrisi protein energi jenis kwashiorkor, mereka tampak bengkak, perut membuncit, dan tungkai membesar. Mereka juga akan menunjukkan tanda-tanda seperti bercak cokelat pada kulit yang mudah terkelupas dan rambut yang mudah rontok.

Pada Malnutrisi protein energi jenis campuran, gejala marasmus dan kwashiorkor muncul bersamaan.

 

Diagnosis 

Diagnosis gizi buruk dilakukan dengan mengukur berat badan dan tinggi badan anak. Lalu, data ini akan disesuaikan dengan kurva berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) dari WHO.

Jika BB/TB berada di bawah -3 SD menurut kurva WHO, maka dapat dipastikan anak tersebut mengalami Malnutrisi protein energi. Selain itu, pemeriksaan gula darah, zat besi, foto rontgen, dan tes mantoux juga perlu dilakukan.

 

Pengobatan

Malnutrisi protein energi sebaiknya ditangani di rumah sakit. Pengobatan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: stabilisasi, transisi, dan rehabilitasi.

Tahap rehabilitasi itu sendiri terdiri dari 10 langkah, yaitu:

1. Mencukupi kebutuhan cairan anak untuk mencegah dehidrasi

2. Memberikan makanan untuk mencegah penurunan gula darah

3. Menangani gangguan elektrolit

4. Mencegah anak kedinginan

5. Memberikan antibiotik

6. Memberikan vitamin A

7. Memberikan multivitamin dan mineral

8. Memberikan makanan untuk mendorong pertumbuhan

9. Merangsang perkembangan anak

10. Merencanakan tindakan lanjutan untuk mencegah kembali munculnya gizi buruk

 

Pencegahan 

Malnutrisi protein energi pada anak dapat dicegah dengan menerapkan pola makan sehat dan seimbang yang mencakup:

Sumber karbohidrat, seperti nasi, roti, atau kentang

Sumber protein dan lemak, seperti daging merah, ikan, telur, atau unggas

Sumber mineral dan vitamin, seperti buah-buahan, sayuran, serta susu dan produk olahannya, seperti keju atau yoghurt

Selain mengonsumsi makanan yang sehat, penting juga untuk minum air putih sesuai kebutuhan.Pastikan Anda dan keluarga menerapkan pola makan gizi seimbang. Dengan begitu,  kebutuhan gizi harian anak dapat tercukupi dengan baik. 

 

Komplikasi 

Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat malnutrisi protein energi, baik kwashiorkor maupun marasmus, yaitu:

- Penurunan suhu tubuh atau hipotermia

- Anemia dan hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)

- Ensefalopati atau kerusakan jaringan otak

- Kekurangan protein albumin darah atau hipoalbuminemia

- Gangguan fungsi organ, seperti gagal ginjal dan penyakit jantung

- Gagal tumbuh atau stunting pada anak

- Gangguan belajar

- Koma

 

Penderita Malnutrisi protein energi juga berisiko tinggi mengalami berbagai penyakit, seperti beri-beri, dermatitis seboroik, demensia, atau gangguan pada tulang, seperti osteomalacia.

 

Referensi: 

Medscape. Diakses 2023. Protein-Energy Malnutrition

Vimal Chadha, Bradley A. Warady, Chapter 35 - Nutritional Management of the Child with Kidney Disease, Editor(s): Joel D. Kopple, Shaul G. Massry, Kamyar Kalantar-Zadeh,

Nutritional Management of Renal Disease (Third Edition), Academic Press, 2013, Pages 581-603, ISBN 9780123919342,

Artikel serupa tentang penyakit malnutrisi energi protein sudah pernah tayang di KlikDokter.

 

Sumber: artikel telah tayang dengan judul yang sama pada halaman https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/gizi-pada-anak/malnutrisi-energi-protein

Bagikan