Imunisasi Penting Bagi Masa Depan Bangsa

5 May 2025
infokes

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Penyakit tersebut dikenal sebagai Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).

Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi atau PD3I merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Untuk penyakit yang disebabkan oleh virus yaitu Cacar, Campak, Polio, Hepatitis B, Hepatitis A, Influenza, Haemophilus. Sementara, penyakit yang disebabkan oleh bakteri, misalnya Pertusis, Difteri, Tetanus, Tuberkulosis.

Terdapat beberapa PD3I antara lain hepatitis B, tuberkulosis, polio, difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, campak, rubela, pneumonia (radang paru), meningitis, kanker leher rahim yang disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV), ensefalitis (radang otak) akibat infeksi virus Japanese Encephalitis (JE), dan diare yang disebabkan oleh infeksi Rotavirus.

A. Manfaat Imunisasi antara lain :

1. Proteksi individu 

Setiap orang yang mendapatkan imunisasi akan membentuk  antibodi spesifik terhadap penyakit tertentu.

2. Membentuk kekebalan kelompok (Herd Immunity) 

Apabila cakupan imunisasi tinggi dan merata dapat membentuk kekebalan kelompok dan melindungi  kelompok masyarakat yang rentan.

3. Proteksi lintas kelompok 

Pemberian imunisasi pada kelompok usia tertentu (anak) dapat membatasi penularan kepada kelompok rentan.

B. Keamanan Vaksin yang digunakan dalam Program Imunisasi

Vaksin yang digunakan dalam program imunisasi nasional sudah diakui oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan lulus uji Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). Vaksin-vaksin ini aman dan efektif untuk mencegah kesakitan, kecacatan dan kematian karena PD3I. Demam ringan, ruam merah, bengkak ringan dan nyeri di tempat suntikan setelah imunisasi adalah reaksi normal yang akan menghilang dalam 2-3 hari. Kejadian ikutan pasca imunisasi yang serius sangat jarang terjadi.

C. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

1. Penyakit Polio

Penyakit saraf yang menyebabkan kelumpuhan disebabkan oleh virus Polio. Gejala polio adalah lumpuh pada anggota gerak yang sifatnya layu (lemas), terjadi mendadak, kadang disertai demam. Penularan polio melalui tinja atau air yang tercemar tinja yang mengandung virus polio. Komplikasi yang terjadi adalah lumpuh permanen, serta kematian jika kelumpuhan mengenai saraf pernafasan.

Upaya pencegahan :

  • Imunisasi Polio (tetes dan suntik) lengkap sesuai jadwal pada bayi
  • Cuci tangan pakai sabun dan bilas dengan air bersih
  • Stop BAB sembarangan

Penyakit Polio adalah penyakit menular yang menyebabkan kelumpuhan seumur hidup dan kematian. Pencegahan penyakit Polio yang paling efektif adalah dengan pemberian Imunisasi Polio lengkap pada anak-anak sesuai jadwal yang direkomendasikan.

2. Penyakit Campak Rubella

Penyakit Campak Rubela merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Campak dan Rubela. Cara penularanya melalui percikan ludah penderita pada saat batuk, bersin dan bicara. Gejala campak rubella antara lain Demam dan bintik kemerahan. Komplikasi apabila tidak segera ditangani pada penyakit campak adalah : diare, radang paru, radang otak, kebutaan, gizi buruk, bahkan kematian. Komplikasi pada penyakit rubela jika mengenai ibu hamil dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir mati dan kecacatan pada bayi yang dilahirkan, kelainan jantung, kelainan mata, ketulian, dan keterlambatan tumbuh kembang.

Upaya pencegahan campak rubella:

  • Imunisasi Campak-Rubela sesuai jadwal pada usia 9 bulan dan 18 bulan serta usia sekolah kelas 1 SO/sederajat
  • Makan makanan bergizi
  • Pemberian vitamin A pada anak dengan gejala Campak Rubela
  • Jauhkan Penderita dari Ibu Hamil

4. Penyakit Tetanus Neonatorum

Tetanus Neonatorum adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang mengenai bayi baru lahir. tali pusat yang tidak bersih. Cara penularannya melalui proses persalinan, pemotongan dan perawatan, tali pusat yang tidak bersih. Gejala antara lain Kesulitan menyusu/minum, Mulut mencucu, Kejang, Kaku

Upaya pencegahan tetanus neonatorum:

  • Melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
  • Merawat tali pusat dengan bersih sesuai arahan petugas kesehatan
  • Memeriksakan bayi baru lahir ke fasilitas kesehatan sesuai jadwal
  • Mendapatkan imunisasi BDPT-HB-Hib pada bayi dan bawah dua tahun, imunisasi Dt dan Td pada anak usia sekolah dasar / sederajat dan imunisasi Td bayi wanita usia subur (berdasarkan penapisan)

5. Penyakit Pertusis

Pertusis (batuk 100 hari) atau batuk rejan adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Cara penularannya melalui percikan ludah saat batuk, bersin dan bicara. Gejalanya seperti Batuk yang keras secara terus menerus, diawali tarikan napas panjang lewat mulut seperti bunyi melengking dan terkadang disertai muntah setelah batuk. Jika tidak ditangani dapat menimbulkan komplikasi: sesak nafas, perdarahan pada mata, malnutrisi. 

Upaya pencegahan pertusis:

  • Imunisasi DPT-HB-Hib lengkap sesuai jadwal pada bayi dana anak usia bawah dua tahun
  • Lakukan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarakminum obat antibiotik sesuai arahan petugas kesehatan (puskemas/RS harus sampai habis)
  • melengkapi imunisasi
  • pengambilan swab tenggorokan sesuai arahan petugas

6. Penyakit Difteri

Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Difteri yang dapat menyerang semua usia dan mengakibatkan sesak nafas bahkan kematian. Cara penularannya melalui percikan ludah saat batuk, bersin, dan bicara, serta penggunaan alat makan minum bersama. Gejalanya antara lain nyeri menelan, demam/tanpa demam, terlihat selaput putih dalam tenggorokan, leher bengkak.

Jika masyarakat berkontak dengan penderita difteri maka diwajibkan untuk:

  • minum obat antibiotik sesuai arahan petugas kesehatan (puskemas/RS harus sampai habis)
  • melengkapi imunisasi
  • pengambilan swab tenggorokan sesuai arahan petugas

7. Penyakit Hepatitis B

Penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang merusak hati dan sangat berbahaya jika menginfeksi bayi saat lahir atau sebelum usia satu tahun. Gejalanya antara lain Badan lemas, mual/muntah, mata dan kulit kekuningan, air kencing berwarna gelap (seperti air teh), warna tinja pucat.

Cara penularan : transfuse darah, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, hubungan seksual yang tidak aman, penularan dari ibu yang terinfeksi hepatitis B ke bayi. Jika tidak ditangani dengan segera akan mengakibatkan komplikasi seperti : pengerasan hati, kanker hati, hingga kematian.

8. Penyakit Kanker Serviks

Kanker serviks adalah kanker yang menyerang bagian terendah leher rahim (serviks) yang menonjol ke puncak vagina. Hasil penelitian menunjukkan hampir 100 persen kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV), *utamanya tipe 16 dan 18, dan biasanya terjadi pada perempuan usia subur. Dari 10.000 wanita di Indonesia, 2 orang diantaranya berpotensi menderita Ranker serviks (Data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013)

Penularan HPV : Infeksi HPV yang menyebabkan Kanker serviks menular dari orang ke orang melalui vagina, dubur (anus), mulut, hubungan seksual dan sentuhan melalui kulit lainnya.

Faktor yang mempengaruhi penularan HPV:

  • Menikah/memulai aktivitas seksual pada usia terlalu dini (kurang dari 20 tahun).
  • Berganti-ganti pasangan seksual atau berhubungan seks dengan laki-laki yang sering berganti pasangan.
  • Riwayat infeksi di daerah kelamin atau radang panggul
  • Perempuan yang melahirkan banyak anak.
  • Perempuan perokok mempunyai risiko 2,5 (dua setengah) kali lebih besar untuk menderita kanker serviks dibanding dengan yang tidak merokok.
  • Perempuan yang menjadi perokok pasif (yang terpapar asap rokok karena tinggal bersama anggota keluarga yang mempunyai kebiasaan merokok) akan meningkat risikonya 1,4 (satu koma empat) kali dibandingkan perempuan yang hidup secara umum tanpa asap rokok ditempat tinggalnya.

Upaya pencegahan :

Imunisasi HPV adalah imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi HPV. Pencegahan kanker serviks karena HPV tipe 16 dan 18 melalui imunisasi, keberhasilannya dapat mencapai 100% jika diberikan sebanyak dua dosis pada saat anak perempuan berusia 9-13 tahun. Imunisasi HPV diberikan dalam kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) setiap bulan Agustus. Layanan imunisasi HPV dilakukan di SD/MI atau sederajat baik negeri maupun swasta. Apabila siswi tidak dapat menerima imunisasi HPV karena sakit atau tidak masuk sekolah pada hari pelaksanaan BIAS, maka siswi diminta mendapatkan imunisasi HPV di Puskesmas terdekat pada waktu yang telah ditentukan dengan membawa surat pengantar dari guru sekolah.

Sumber :

Buku Panduan Pekan Imunisasi Dunia Tahun 2024

Peraturan Kementrian Kesehatan Nomor 12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi

Gambar: Dinkes Aceh

Bagikan