Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat

Hari Ginjal Sedunia atau World Kidney Day (WKD)

7 Mar 2024
infokes

Tanggal 7 Maret 2024 diperingati sebagai Hari Ginjal Sedunia atau World Kidney Day (WKD) yang merupakan peringatan untuk mengkampanyekan kesadaran penduduk dunia terhadap pentingnya kesehatan ginjal.

Tema peringatan tahun ini adalah "Memajukan akses yang adil terhadap layanan dan praktik pengobatan yang optimal"

Penyakit ginjal kronis (CKD) diperkirakan mempengaruhi lebih dari 850 juta orang di seluruh dunia dan mengakibatkan lebih dari 3,1 juta kematian pada tahun 2019.[1] Saat ini, penyakit ginjal menduduki peringkat ke-8 penyebab kematian utama[2], dan jika tidak ditangani, penyakit ini diproyeksikan menjadi penyebab utama ke-5 hilangnya nyawa pada tahun 2040.[3]

Selama tiga dekade terakhir, upaya pengobatan CKD berpusat pada persiapan dan pemberian terapi penggantian ginjal. Namun, terobosan terapeutik baru-baru ini [4] menawarkan peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mencegah atau menunda penyakit dan mengurangi komplikasi seperti penyakit kardiovaskular dan gagal ginjal, yang pada akhirnya memperpanjang kualitas dan kuantitas hidup orang yang hidup dengan CKD.

Meskipun terapi-terapi baru ini harus dapat diakses secara universal oleh semua pasien, di setiap negara dan lingkungan, hambatan seperti kurangnya kesadaran CKD, kurangnya pengetahuan atau kepercayaan diri terhadap strategi terapi baru, kurangnya spesialis ginjal, dan biaya pengobatan berkontribusi terhadap kesenjangan yang besar dalam mengakses pengobatan, khususnya di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, namun juga di beberapa negara berpendapatan tinggi. Ketimpangan ini menekankan perlunya mengalihkan fokus ke arah kesadaran CKD dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan.

Untuk mencapai perawatan ginjal yang optimal diperlukan upaya mengatasi hambatan di berbagai tingkatan sambil mempertimbangkan perbedaan kontekstual di seluruh wilayah dunia. Hal ini mencakup kesenjangan dalam diagnosis dini, kurangnya layanan kesehatan universal atau cakupan asuransi, rendahnya kesadaran di kalangan petugas layanan kesehatan, dan tantangan terhadap biaya pengobatan dan aksesibilitas. Strategi multi-cabang diperlukan untuk menyelamatkan ginjal, jantung, dan nyawa:

Kebijakan kesehatan – Pencegahan CKD primer dan sekunder memerlukan kebijakan kesehatan yang ditargetkan yang secara holistik mengintegrasikan perawatan ginjal ke dalam program kesehatan yang ada, menjamin pendanaan untuk perawatan ginjal, dan menyebarkan pengetahuan kesehatan ginjal kepada masyarakat dan tenaga kesehatan. Akses yang adil terhadap skrining penyakit ginjal, alat untuk diagnosis dini, dan akses berkelanjutan terhadap pengobatan berkualitas harus diterapkan untuk mencegah CKD atau perkembangannya.

Pemberian layanan kesehatan – Pelayanan ginjal yang kurang optimal disebabkan oleh terbatasnya fokus kebijakan, tidak memadainya pendidikan pasien dan penyedia layanan kesehatan, kurangnya sumber daya untuk layanan berkualitas tinggi, dan terbatasnya akses terhadap pengobatan yang terjangkau. Agar strategi ini berhasil, penting untuk menerapkan pendekatan yang komprehensif, berpusat pada pasien, dan berorientasi lokal untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan terhadap perawatan ginjal berkualitas tinggi.

Tenaga kesehatan profesional – Mengatasi kekurangan tenaga kesehatan primer dan spesialis ginjal memerlukan peningkatan pelatihan, meminimalkan kehilangan penyedia layanan kesehatan, dan membangun kapasitas di antara petugas kesehatan, termasuk dokter layanan primer, perawat, dan petugas kesehatan masyarakat. Pendidikan tentang skrining CKD yang tepat dan kepatuhan terhadap rekomendasi pedoman praktik klinis adalah kunci keberhasilan penerapan strategi pengobatan yang efektif dan aman. Merangkul inovasi ilmiah dan memanfaatkan alat farmakologis dan non-farmakologis untuk pengobatan CKD, serta membina komunikasi yang efektif dan empati di antara para profesional akan sangat berdampak pada kesejahteraan pasien.

Memberdayakan pasien dan komunitas – Secara global, pasien kesulitan mengakses layanan dan pengobatan karena tingginya biaya dan informasi yang salah, yang berdampak pada perilaku dan kepatuhan mereka terhadap kesehatan. Meningkatkan kesadaran tentang faktor risiko CKD seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas, meningkatkan literasi kesehatan tentang pilihan gaya hidup sehat, perawatan diri, dan mendorong kepatuhan jangka panjang terhadap strategi pengobatan dapat membawa manfaat besar terutama bila dimulai sejak dini dan dikelola secara konsisten. Melibatkan pasien dalam organisasi advokasi dan komunitas lokal akan memberdayakan mereka untuk membuat keputusan dan meningkatkan hasil kesehatan mereka.

 

[1] https://vizhub.healthdata.org/gbd-results/

[2] https://www.healthdata.org/news-events/newsroom/news-releases/lancet-latest-global-disease-estimates-reveal-perfect-storm

[3] https://www.thelancet.com/pdfs/journals/lancet/PIIS0140-6736(18)31694-5.pdf

[4] Renin-angiotensin inhibitors, SGLT2 inhibitors, non-steroidal mineralocorticoid receptor antagonists, and GLP-1 receptor agonists, have shown benefits in delaying kidney function decline together with reducing risks of cardiovascular events and death.

 

Sumber : worldkidneyday.org

Bagikan