ASI Eksklusif pada Ibu Bekerja

23 Feb 2024
infokes

Seiring dengan meningkatnya peran wanita dalam dunia pekerjaan, analisis pemberian ASI eksklusif pada wanita yang berkarir menjadi aspek yang perlu mendapat perhatian. Wanita yang bekerja di berbagai sektor mungkin menghadapi berbagai kendala, termasuk jadwal kerja yang padat, tekanan pekerjaan, dan kurangnya dukungan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pemberian ASI eksklusif. Oleh karena itu, pemahaman mendalam terkait faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wanita karir untuk memberikan ASI eksklusif dapat memberikan wawasan yang berharga.

Manfaat ASI Eksklusif

ASI eksklusif memiliki manfaat yang sangat penting bagi ibu dan bayi.

Adapun manfaat ASI eksklusif yaitu :

Bagi Bayi

1. ASI sebagai nutrisi dimana ASI sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan.

2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi karena mengandung berbagai zat anti kekebalan sehingga akan lebih jarang sakit.

3. ASI meningkatkan kecerdasan karena mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga bayi ASI eksklusif potensial lebih pandai.

4. ASI meningkatkan jalinan kASIh sayang sehingga dapat menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan spiritual, dan hubungan sosial yang baik.

Manfaat Bagi Ibu

1. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan.

2. Mengurangi terjadinya anemia akibat kekurangan zat besi karena menyusui mengurangi perdarahan.

3. Menjarangkan kehamilan karena menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhASIl.

4. Mengecilkan rahim karena kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat membantu rahim ke ukuran sebelum hamil.

5. Lebih cepat langsing kembali karena menyusui membutuhkan energi maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil.

Faktor Penghambat ASI Eksklusif

Banyak para ibu pekerja yang ingin sekali mendambakan bayinya bisa mengkonsumsi ASI eksklusif dalam usia 6 bulan pertama, namun kenyataannya hal itu dirasa sangat berat karena kondisi mereka yang tidak bisa 24 jam bersama sang buah hati. Faktor-faktor yang menghambat keberhasilan menyusui pada ibu bekerja yaitu:

1. Waktu yang terbatas.

Intensitas waktu yang dilewati bersama-sama antara ibu bekerja dan bayinya lebih sedikit bila dibandingkan dengan ibu yang tinggal di rumah.

2. Jarak yang terpisah antara ibu dan bayi.

Kondisi yang paling ideal bagi ibu bekerja adalah selalu bisa menyusui bayinya kapanpun yang ibu inginkan.

3. Faktor fisik ibu yang kelelahan.

Pada umumnya, ibu yang bekerja 8-10 jam setiap hari, sehingga kelelahan bekerja merupakan salah satu keluhan yang sering disampaikan ibu bekerja. Sesampainya di rumah, fisik ibu selalu menuntut untuk beristirahat sedangkan bayinya menuntut untuk segera disusui.

4. Tidak tersedianya ruang menyusui atau tidak ada fASIlitas penyimpan ASI.

Masih sedikit perusahaan yang mempunyai ruang menyusui. Tidak adanya ruang menyusui atau fasilitas yang memadai untuk kegiatan menyusui walaupun hanya sekedar ruangan kosong yang berisi kursi, jendela tertutup dan wastafel sangat menghambat ibu bekerja untuk memerah ASI-nya.

5. Manajer atau rekan kerja kurang mendukung.

Masih banyak manajer atau rekan kerja yang belum memperhatikan hak ibu bekerja untuk menyusui atau memerah ASI di tempat bekerja. Sehingga manajer masih belum mampu membuat kebijakan atau aturan dalam organisasi tersebut.

Tips ASI Eksklusif untuk Ibu Bekerja

Setelah melahirkan, ibu bisa rutin memerah ASI dan menyimpannya di kulkas. Dengan rutin memerah ASI, akan membantu payudara untuk menghasilkan lebih banyak ASI. Semakin sering ASI dikeluarkan dari payudara ibu, maka payudara akan semakin gencar memproduksi ASI. Adapun tips Ibu bekerja agar tetap memberi ASI eksklusif yaitu :

1. Pahami hak Anda sebagai ibu bekerja.

Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM Pasal 49 ayat (2) berbunyi perempuan berhak untuk mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan pekerjaan atau profesinya terhadap hal-hal yang dapat mengancam keselamatan dan atau kesehatannya berkenaan dengan fungsi reproduksinya. Jadi secara hukum, ibu bekerja memiliki hak untuk menyusui / memompa ASI.

2. Pilih metode yang ternyaman dan tercepat untuk memerah.

Sekitar dua minggu sebelum ibu berencana untuk kembali bekerja, pelajari metode yang paling sesuai. Apakah akan memerah dengan tangan, memerah dengan alat pompa manual atau dengan alat pompa elektrik. Untuk alat pompa elektrik, pilihlah yang nyaman buat ibu.

3. Buat jadwal memompa ASI.

Usahakan minimal setiap 3 jam untuk memompa ASI. Misalnya bekerja mulai pukul 07.00 maka sekitar pukul 10.00 lakukan pumping ASI. Kemudian sekitar jam 13.00, pompalah ASI lagi. Begitu seterusnya. Simpanlah ASI yang sudah dipompa ke dalam freezer.

4. Usahakan selalu menyusui bayi secara langsung ketika di rumah. Setelah mandi dan ganti baju sehabis pulang kerja, segeralah ajak si kecil untuk menyusui.

5. Kenakan pakaian yang mudah untuk dibuka.

Untuk memudahkan memompa, kenakan bra menyusui.

6. Siapkan di malam sebelumnya.

Persiapkan dan kemas semua perlengkapan memompa ASI di malam sebelumnya, seperti : alat pompa bersih, kotak pendingin untuk menyimpan stok ASI perah, sikat untuk mencuci botol dan pompa, botol susu bersih, bra menyusui cadangan, tisu basah dan kering.

7. Perhatikan asupan makanan.

Untuk kebutuhan ibu menyusui kurang lebih harus ekstra 300-400 kalori per harinya dibandingkan ibu tidak hamil. Pastikan juga memperhatikan jumlah protein yang dikonsumsi oleh ibu setiap harinya yaitu 20 gram. Untuk asupan cairan ibu menyusui sebaiknya minum lebih dari 2 liter per hari.

8. Rileks jangan stres.

Saat ibu sedang stres di kantor dan suplai ASI mulai seret, cobalah rileks. Bersyukurlah atas anugerah dari Alloh dengan hadirnya sang buah hati.

9. Walau memerah ASI di kantor, namun cobalah untuk duduk senyaman mungkin sambil memikirkan tingkah lucu bayi Anda. Sesekali hangatkan payudara, pijat atau usap payudara agar ASI semakin lancar.

Referensi :

Azisya S. 2010. Sukses Menyusui Meskipun Bekerja. Gema Insani Press.     Jakarta.

Depkes RI. 2001. Manajemen Laktasi Buku Panduan bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di Puskesmas. Jakarta : Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat.

Basrowi, R. 2012. Pemberian ASI Eksklusif pada Perempuan Pekerja Sektor Formal. Tesis. Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia.

Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI). 2012. Lingkungan Kerja Ramah Laktasi, Pedoman untuk Perusahaan.

Depkes. Peraturan Pemerintah tentang Pemberian ASI Eksklusif Nomor 33 Tahun 2012.

Sumber:

Ditjen Yankes Kemenkes. Seperti telah tayang dengan judul "ASI Eksklusif pada Ibu Bekerja" pada halaman https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1364/asi-eksklusif-pada-ibu-bekerja

Journal of Public Health Education. Analisis Pemberian ASI Eksklusif pada Wanita Kerja/Karir di Wilayah Kota Depok Tahun 2021.

Bagikan