Diabetes sampai pada saat
ini masih tercatat sebagai penyebab kematian dunia dengan prevalensi yang
selalu meningkat secara signifikan di tiap tahun yang ditandai dengan gejala
sering makan (polifagi), sering minum (polidipsi), dan sering kencing (poliuri)
karena disebabkan kegagalan gula masuk dalam sel untuk diproses sebagai energi
yang diakibatkan tidak mampunya pangkreas memproduksi insulin yang cukup atau
tidak sama sekali.
Pandangan yang menjadi
faktor penyebab risiko Diabetes Mellitus adalah gaya hidup termasuk yang
meliputi makanan atau aktivitas fisik seperti olahraga, pemantauan gula darah,
dan pengobatan. Apabila tidak diperhatikan akan menjadi sebuah ancaman yang
tidak hanya menjadi risiko melainkan akan menjadi komplikasi diabetes seperti
yang ditemukan pada beberapa penderita diabetes yang gagal melakukan perubahan
gaya hidup, dan pemantauan penyakit mereka.
Pada dasarnya penyakit
diabetes merupakan penyakit yang tidak menular namun dapat diperhitungkan
sebagai salah satu penyakit yang sangat berbahaya hal tersebut terbukti dari
beberapa tahun terakhir ini penyakit Diabetes Mellitus telah membunuh jutaan
orang dari berbagai belahan dunia dengan komplikasi yang tidak ditangani dengan
baik.
Beberapa faktor yang
berkaitan dengan risiko dari Diabetes Mellitus antara lain umur, jenis kelamin,
obesitas, riwayat penyakit jantung, hipertensi, kolesterol dan salah satunya
adalah lifestyle yang buruk menjadi faktor risiko yang utama yang sampai saat
ini.
Dalam sebuah data Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan angka kejadian DM pada anak usia 0-18
tahun mengalami peningkatan sebesar 700 % selama jangka waktu 10 tahun.
Terdapat 1213 kasus DM tipe-1, paling banyak didapatkan di kota-kota besar
seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Selatan.
Ada beberapa faktor
penyebab diabetes pada anak yang perlu kita ketahui di antaranya adalah: Penyebab
DM tipe-1 adalah interaksi dari banyak faktor antara lain, kecenderungan
genetik, faktor lingkungan, sistem imun, dan sel pankreas yang perannya
masing-masing terhadap proses DM tipe-1 belum diketahui.
Berbeda dengan DM tipe-1,
DM tipe-2 sangat erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat seperti berat
badan berlebih, obesitas, kurang aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia, dan
diet tidak sehat/tidak seimbang, serta merokok. Dari Data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) menunjukkan angka kejadian faktor risiko DM tipe-2 yaitu sebesar
18,8% anak usia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan dan 10,8% menderita
obesitas.
Dengan demikian tentunya
kita perlu mengetahui gejala Diabetes Mellitus yang perlu diwaspadai jika anak
menderita DM:
1.
Banyak makan
Anak dengan DM akan
merasakan lapar terus-menerus meski baru selesai makan. Rasa lapar ini didorong
oleh jumlah insulin yang tidak memadai sehingga gula tidak dapat diolah menjadi
energi.
2.
Banyak minum
Anak akan merasa haus
terus-menerus karena ketidakmampuan tubuh memproduksi hormon insulin sehingga
tubuh mengalami dehidrasi.
3.
Banyak kencing dan mengompol
Rasa haus yang menyebabkan
anak selalu minum tidak diimbangi dengan kemampuan tubuh untuk menyerap cairan
dengan baik. Anak dengan DM akan lebih sering buang air kecil dari pada
frekuensi normal, terutama di malam hari.
4.
Penurunan berat badan yang drastis
dalam 2-6 minggu sebelum terdiagnosis
Meski anak sering minta
makan, tetapi tubuhnya tidak bertambah gemuk, melainkan cenderung kehilangan
berat badan dalam jumlah yang cukup signifikan. Hal ini diakibatkan oleh
ketidakmampuan tubuh dalam menyerap gula darah dalam tubuh sehingga menyebabkan
jaringan otot dan lemak menyusut.
5.
Kelelahan dan mudah marah
Tubuh anak yang tidak mampu
menyerap gula dari makanan membuatnya kekurangan energi sehingga mudah merasa
lelah. Anak juga akan mengalami gangguan perilaku dan perubahan emosi menjadi
cepat marah dan murung.
6.
Tanda kedaruratan lainnya yang perlu
diwaspadai, antara lain sesak napas, dehidrasi, syok dan napas berbau keton
Dengan melihat dari
beberapa ulasan di atas dari faktor penyebab dan gejala Diabetes Mellitus yang
kita ketahui. tentunya Pencegahan Diabetes Mellitus yang dipengaruhi oleh
obesitas, dapat dilakukan pencegahan dengan menerapkan gaya hidup sehat di
antaranya:
·
Mempertahankan berat badan ideal. Jika anak
memiliki berat badan berlebih, maka upayakan untuk menguranginya sekitar 5-10%
untuk mengurangi risiko. Diet kalori dan rendah lemak sangat dianjurkan sebagai
cara terbaik menurunkan berat badan dan mencegah DM tipe-2.
·
Perbanyak makan buah dan sayur. Dengan
mengonsumsi berbagai macam buah dan sayur setiap hari, maka risiko DM tipe-2
dapat berkurang.
·
Kurangi minum minuman manis dan bersoda.
·
Aktif berolahraga. Upayakan untuk
berolahraga setidaknya 30 menit dalam sehari untuk mencapai berat badan ideal
dan menekan tingginya risiko DM tipe-2. Selain itu berolahraga juga bisa
menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan kadar insulin.
·
Batasi waktu penggunaan gadget.
Berdasarkan ulasan yang
lainnya, sejalan dengan beberapa ulasan di atas berbicara mengenai risiko
diabetes tentu hal tersebut berkaitan dengan kadar gula darah, obesitas,
keturunan usia dan bahkan lifestyle sebagai penyebab itu dari Diabetes Mellitus
sering dikaitkan sebagai risiko utama, dan bahkan dalam penelitian tersebut
menyebutkan bahwa tingginya angka kejadian resiko Diabetes Mellitus bukanlah
tanpa alasan melainkan hal tersebut ada kaitanya dengan beberapa faktor.
Pada dasarnya semua orang
memiliki potensi yang sama akan berisiko Diabetes Mellitus walaupun ada
beberapa pandangan yang menyatakan bahwa Diabetes Mellitus adalah penyakit
keturunan atau faktor genetik. Namun peryataan tersebut terbantahkan oleh
beberapa buku dan jurnal penelitian yang menggambarkan bahwa beberapa
penyandang Diabetes Mellitus Tipe II tidak semua memiliki riwayat keturunan
melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, usia, jenis kelamin, obesitas,
aktifitas fisik dan stres.
Sama halnya dengan ulasan
di atas, dalam sebuah penelitian menyatakan bahwa peningkatan kasus Diabetes
Mellitus disebabkan oleh faktor risiko yang tidak dapat dirubah meliputi umur,
etnik, keluarga dan DM Gastetional sedangkan faktor risiko yang dapat dirubah
obesitas, aktivitas fisik, hipertensi dan diet yang tidak sehat atau lifestyle.
Oleh karena itu pasien
Diabetes Mellitus diperlukan suatu pendekatan yang dapat mengubah perilaku dan
gaya hidup pasien. Pemberdayaan pasien dan manajemen diri merupakan pendekatan
yang dapat mengubah perilaku dan gaya hidup pasien.
Diabetes merupakan penyakit
tidak menular yang tidak dapat disembuhkan. Akan tetapi dengan kontrol
metabolik yang baik, anak dapat tumbuh dan berkembang selayaknya anak sehat
lainnya. Kontrol metabolik yang dimaksud adalah mengupayakan kadar gula darah
dalam batas normal atau mendekati nilai normal tanpa menyebabkan anak malah
menjadi kekurangan glukosa dalam darah.
Pengelolaan dilakukan
antara lain dengan pemberian tata laksana yang sesuai baik insulin maupun
obat-obatan, pengaturan makan, olahraga, dan edukasi, serta pemantauan gula
darah secara mandiri (home monitoring). Untuk mencapai kontrol metabolik yang
optimal ini dibutuhkan penanganan yang menyeluruh baik oleh keluarga, ahli
endokrinologi anak atau dokter anak, ahli gizi, ahli psikiatri, psikologi anak,
pekerja sosial, dan edukator.
Sumber: Yankes Kemkes RI
#dinkeskalbar #anak
#diabetes #diabetesmellitus