Hipertensi atau tekanan
darah tinggi adalah kata yang sudah familiar di tengah masyarakat. Terutama
pada kelompok pasien dengan usia di atas 50 tahun. Sudah menjadi langganan
pengobatan bagi pasien usia tersebut untuk mengkonsumsi obat-obat hipertensi
Namun saat seorang pasien dengan
usia yang relatif muda di bawah 40 tahun, ternyata memiliki hipertensi maka
pertanyaan-pertanyaan mulai berdatangan.
“Ada apa, kok masih muda
sudah hipertensi?”
Pertanyaan yang kerap
ditujukan pada pasien-pasien itu. Faktanya ada jenis lain dari hipertensi
karena “usia” yang perlu kita kenal, yaitu yang disebut dengan HIPERTENSI
SEKUNDER. Hipertensi jenis ini juga memiliki dampak dan akibat
yang sama seriusnya dengan hipertensi karena “usia” atau dalam istilah medis
dikenal dengan hipertensi primer atau esensial.
Hipertensi sekunder perlu
untuk dikenal oleh masyarakat, karena dengan mendeteksi penyakit tersebut dan
mengobatinya hingga tuntas maka dapat mencegah komplikasi serius yang bisa
terjadi pada pasien. Berbeda dengan hipertensi esensial yang seringkali tidak
terdapat penyebab yang jelas tentang asal muasalnya, maka sering disebut
hipertensi karena “usia”.
Hipertensi sekunder
memiliki penyebab asal yang mendasari terjadinya peningkatan tekanan darah pada
pasien. Hipertensi sekunder didefinisikan ketika seorang pasien dibawah usia 40
tahun mengalami hipertensi dengan sistolik di atas 160 mmHg dengan penyebab
primer yang bisa diidentifikasi.
Artinya ketika penyebab
primer tersebut diobati dengan baik, maka hipertensi sekunder itu juga akan
hilang. Dengan kata lain hipertensi sekunder adalah meningkatnya tekanan darah
karena efek atau dampak dari penyakit lain.
Penyebab yang paling sering
dan terkadang tidak terdeksi adalah masalah penyempitan pembuluh darah ginjal
atau stenosis arteri renalis. Penyakit ini ditandai dengan peningkatan tekanan
darah yang tidak mereda dengan pemberian obat hipertensi. Selain itu penyakit
gagal ginjal kronis juga dapat menyebabkan terjadinya hipertensi sekunder.
Di luar masalah ginjal,
hipertensi sekunder dapat terjadi pada pasien dengan gangguan hormon, seperti
hipertiroid dan kelainan kelenjar adrenal. Sehingga perlunya dilakukan evaluasi
yang mendalam dan multidisiplin untuk mendapatkan penyebab dari hipertensi
sekunder ini agar pasien dapat terobati dengan baik.
Ketika terdapat kecurigaan
ke arah masalah hipertensi sekunder, seperti usia pasien yang relatif muda
untuk mengalami hipertensi, tekanan darah yang masih tinggi setelah konsumsi
obat anti-hipertensi, maka perlu dilakukan evaluasi yang lebih mendalam untuk
mendeteksi masalah ini sejak dini sebelum pasien mengalami komplikasi dari
hipertensi seperti gagal jantung dan penyakit jantung koroner.
Sumber: Kemenkes RI
#dinkeskalbar #hipertensi
#hipertensisekunder