Pertolongan pertama adalah bantuan medis segera yang diberikan kepada orang yang sakit atau terluka. Pertolongan pertama membantu mencegah situasi menjadi lebih buruk sambil menunggu perawatan medis secara penuh.
Dalam kehidupan sehari-hari kita setidaknya pasti pernah menemui kejadian darurat di lingkungan kita, baik yang mengancam nyawa maupun tidak. Kita perlu untuk mempelajari beberapa pertolongan pertama dasar yang bisa dilakukan tanpa mengikuti pelatihan.
Berikut 4 pertolongan pertama yang harus sobat ketahui terutama pada kasus yang mengancam nyawa :
Serangan Jantung
Serangan jantung dapat terjadi pada siapapun. Sebagai penolong, perhatikan beberapa hal sebelum memutuskan apakah benar pasien mengalami serangan jantung. Gejala khas yang sering muncul diantaranya yaitu nyeri pada dada, Ketidaknyamanan pada tubuh bagian atas, seperti pada bahu, leher, hingga rahang, hingga sesak napas. Kemudian lakukan pemeriksaan awal berikut ini.
- Apakah pasien sadar?
- Apakah pasien bernafas?
- Apakah nadi pasien berdetak?
Jika jawabannya adalah tidak, maka segera hubungi rumah sakit terdekat atau nomor telpon darurat.
Apa yang harus dilakukan saat kita mencurigai seseorang mengalami serangan jantung, ikuti langkah-langkah ini:
- Minta seseorang untuk menelepon rumah sakit terdekat atau nomor telpon emergensi yang kita ketahui.
- Mulai kompresi dada segera dengan menggunakan kedua tangan, tekan ke bawah dengan keras dan cepat di tengah dada, biarkan dada naik kembali secara alami di antara kompresi. Lanjutkan sampai bantuan datang.
- Jika sobat terlatih dalam CPR (Cardiopulmonary resuscitation), gunakan kompresi dada dan pernapasan bantuan
- Gunakan AED (Automated external defibrillator) jika tersedia. AED biasanya tersedia di fasilitas-fasilitas umum dengan cara penggunaan yang mudah dipahami oleh masyarakat umum.
Apabila pasien masih sadar dan bisa diajak bicara, tanyakan apakah pasien memiliki riwayat jantung dan memiliki obat jantung yang biasa diminum. Jika ada bantu pasien untuk menemukan obatnya dan berikan dengan segera sambil menunggu bantuan datang.
Pendarahan
Ada 3 jenis pendarahan berdasarkan jenis pembuluh darah yang pecah, yaitu :
- Kapiler: Pendarahan dari kapiler, yang merupakan pembuluh darah terkecil, terlihat seperti tetesan dan biasanya akan berhenti dengan sendirinya.
- Vena: Aliran darah yang konsisten dan darah yang berwarna merah tua kemungkinan besar berasal dari vena. Ini dapat berkisar dari luka ringan hingga parah.
- Arteri: Arteri adalah pembuluh darah terbesar dan membawa banyak oksigen. Jika mereka terluka, darah merah cerah biasanya menyembur keluar. Darah bisa hilang dengan sangat cepat dari jenis pendarahan ini.
Hampir semua perdarahan dapat dikontrol. Jika pendarahan parah dibiarkan berlanjut, dapat menyebabkan syok hingga kematian. Berikut cara mengatasi pendarahan :
- Cuci tangan atau kenakan sarung tangan sekali pakai, jika memungkinkan. Hal ini dapat melindungi kita dari penyakit seperti virus hepatitis dan HIV/AIDS.
- Bilas luka dengan air.
- Tutupi luka dengan kain kasa atau kain (handuk, selimut, pakaian, apa pun yang tersedia).
- Tekan langsung kain untuk menghentikan aliran darah dan mempercepat pembekuan darah.
- Jika memungkinkan, tinggikan bagian tubuh yang berdarah lebih tinggi dari posisi jantung.
- Jangan lepaskan kain jika sudah basah kuyup, tetapi tambahkan lapisan baru langsung di atas kain lama. Mengangkat lapisan pertama akan mengganggu proses pembekuan dan mengakibatkan lebih banyak kehilangan darah.
- Setelah pendarahan berhenti, gunakan perban bersih untuk menutup luka.
Segera bawa ke fasilitas kesehatan apabila:
- Luka yang dalam.
- Ada bagian tubuh yang terpisah.
- Darah tetap merembes walaupun sudah ditekan lama.
- Luka tersebut berasal dari gigitan hewan atau manusia.
- Cedera karena tusukan, luka bakar, atau cedera listrik.
- Ada dugaan pendarahan arteri.
- Pendarahan tidak berhenti.
Pastikan seseorang terus merawat orang tersebut selama perjalanan ke rumah sakit atau saat menunggu ambulans.
Kejang
Kejang adalah aktivitas yang tidak biasa di otak yang dapat menyebabkan perubahan perilaku, gerakan, atau perasaan. Biasanya, aktivitas listrik di otak melibatkan neuron (sel saraf) di berbagai area yang mengirimkan sinyal pada waktu yang berbeda. Selama kejang, banyak neuron menyala sekaligus. Tanda dan gejala kejang yang mungkin muncul seperti pandangan kosong ke satu arah, tubuh kaku, gerakan menyentak di sebagian tubuh mereka atau seluruh tubuh, mata berkedip cepat, mulut berbusa/ngiler hingga napas berhenti sementara.
Pertolongan pertama pada penderita kejang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya cedera. Upaya yang harus dilakukan pada kondisi ini antara lain:
- Baringkan penderita di tempat aman dan jauhkan dari benda berbahaya atau benda tajam.
- Hindari menggunakan cara kekerasan untuk menahan gerakan penderita.
- Letakkan bantal atau alas lain untuk menyangga kepala penderita.
- Jangan memasukkan benda apa pun ke dalam mulut penderita selama kejang.
- Longgarkan pakaian yang ketat, terutama di bagian leher penderita.
- Posisikan kepala penderita miring ke kanan atau kiri, untuk mencegah muntahan masuk ke dalam tenggorokan.
- Segera panggil bantuan medis dari IGD atau pusat kesehatan terdekat.
- Temani penderita sampai kejangnya berhenti atau sampai petugas medis datang.
Tersedak
Tersedak karena penyumbatan di tenggorokan adalah situasi serius yang dapat menyebabkan ketidaksadaran atau bahkan kematian. Tanda-tandanya meliputi:
- Tersedak, terengah-engah.
- Ketidakmampuan untuk berbicara atau membuat kebisingan.
- Membiru di wajah.
- Ada gerakan memegang tenggorkan.
- Melambaikan tangan.
- Tampak panik.
Salah satu penanganannya bisa dengan Manuver Heimlich. Manuver heimlich adalah serangkaian dorongan perut yang dapat membantu mengeluarkan apa pun yang membuat seseorang tersedak.
Sebelum melakukan sesuatu, tanyakan pada orang tersebut apakah mereka tersedak. Jika seseorang batuk atau berbicara, mereka tidak tersedak. Jika mereka tidak merespons atau menunjukkan tanda-tanda di atas, lanjutkan dengan Heimlich. Berikut adalah langkah-langkahnya.
- Berdiri di belakang orang tersebut dan condongkan tubuhnya sedikit ke depan. Posisikan satu kaki diantara kedua kaki pasien untuk menyokong tubuh agar pasien tidak jatuh menimpa kita.
- Letakkan kedua tangan melingkari pinggang pasien.
- Kepalkan kepalan tangan Anda dan letakkan di antara pusar dan tulang rusuknya.
- Pegang kepalan tangan Anda dengan tangan Anda yang lain.
- Tarik kepalan tangan dengan tajam ke belakang dan ke atas di bawah tulang rusuk dalam 5 dorongan cepat. Ulangi sampai pasien batuk dan benda yang tersedak keluar.
- Untuk seseorang yang gemuk atau hamil, lakukan dorongan di sekitar dada, bukan perut.
Jika seseorang tidak sadar:
- Tempatkan mereka di punggung mereka dan berlutut di atasnya.
- Tempatkan tumit tangan Anda sedikit di atas pusar.
- Letakkan tangan Anda yang lain di atasnya.
- Berikan dorongan ke atas dengan cepat untuk menghilangkan obstruksi.
Teknik di atas tidak berlaku bagi bayi. Pada bayi cukup dengan melakukan gerakan back blow, yaitu menepuk area punggung bagian atas. Caranya yaitu bayi ditengkurapkan, kepala dan leher ditahan dengan satu tangan, dan satu tangan lainnya menepuk punggung bagian atas ke arah kepala.
Masih banyak skill yang bisa kita pelajari. Sebagai orang awam belajarlah banyak hal terkait pertolongan pertama pada berbagai kasus agar nantinya bisa berguna di waktu-waktu emergensi.